/Assalamualaikum, Bu Izzuki/
Sederhana, hanya tiga kata yang tertulis dalam chat Bunda Retno Kuntjorowati kemarin pagi pukul 10.07 WIB. Sepulang saya bersepeda bersama Mbak Krida, seorang sahabat dunia nyata, saya mendapat kiriman pesan Bunda Retno. Bersepeda sejauh 40 km dengan beberapa elevasi sampai 189 m, membuat kaki saya terasa lemas dan harus diistirahatkan untuk sementara. Saya mensegerakan untuk membuka dan membaca pesan Bunda Retno
Sebagai yunior di IRo-Society, bahkan dapat dibilang kalau saya adalah putri bu Retno (usia putri Bunda Retno seumuran dengan saya), mendapat pesan sapaan membuat secara otomatis berpikir, “wonten nopo gerangan?”
Bunda Retno menanya, “Apakah Bu Izzuki berdinas esok hari? Kakak saya berjanji akan mengantarkan saya untuk bertemu njenengan.”
Saat saya membaca pesan Bunda Retno, saya termenung sejenak, sampai tiga menit berlalu, saya belum menjawab dan belum menulis satu katapun. Saya menyampaikan maksud dan tujuan Bunda Retno kepada KangMas Sapto, hanya sayangnya, KangMas Sapto tidak dapat meninggalkan tugas, sehingga hanya salam yang teriring kagem Bunda Retno.
“Apakah saya sedang bermimpi?” otak saya berusaha mencari petunjuk.
Tanpa membuat Bunda Retno bertanya ulang, saya segera menjawab pesan beliau, “dengan senang hati menerima Bunda Retno”. “Malang Kraksaan Probolinggo lumayan jaraknya Bunda, sekitar 2,5 jam”, lanjut saya dengan jelas.
Saya terus berkata dalam hati, perjalanan Bunda Retno kali ini bukan sekedar panjang, tetapi juga melelahkan. Dari Cirebon bunda Retno menaik kereta api menuju Kota Malang, kemudian dari Malang, perjalanan dengan menggunakan Mobil Avanza putih bersama Ayah Gatot Dwi. Semoga menjadi silaturahim yang penuh keberkahan dan memberikan syafaat untuk kita. Dan semoga Bunda Retno dan Ayah Gatot senantiasa segar, bugar, bahagia dan penuh manfaat. Aamiiin.
Alhamdulillah, tepat pukul 09.10 WIB, bunda Retno menyampai di Bumi Konang. Saya menyengaja menunggu beliau di depan jalan gang masuk perumahan. Saya telah mengirimkan map atau google map sehari sebelumnya, dan ternyata Bunda Retno tetap menyasar saat menuju rumah kami. Bunda Retno sempat berbelok ke arah Pasar Semampir, namun akhirnya kami dapat berjumpa dengan penuh haru. Saya dapat berjumpa dengan penulis buku Berangkat Dari Solo, Bermuara di Cirebon dan buku Imam Robandi dalam Pesona Seribu Langkah (resensi dalam proses). Bunda Retno Kuntjorowati, sosok panutan di IRo-Society rawuh di rumah saya Probolinggo. Beliau diantar oleh Kakak beliau yang berusia 2 tahun diatas beliau, Ayah Gatot Dwi, lulusan Fakultas Kimia ITS yang sudah melanglang buana di PT. Migas.
Rasa haru menyelimuti perjumpaan kami. Air mata menetes tanpa kenal malu. Ayah Gatot Dwi menanya kepada kami, “berapa tahun tidak berjumpa?” Serentak kami menjawab, “Kami belum pernah berjumpa secara offline, kami hanya berteman dalam dunia maya.” Pertanyaan Ayah Gatot sama dengan pertanyaan orang lain diluar IRo-Society. Semua mengira kami adalah sahabat yang sudah sangat lama tidak bersua, sejatinya, kita adalah sahabat dunia maya yang mendapat keberkahan bersua dalam dunia nyata. Alhamdulillah.
Pertemuan kami penuh dengan cerita. Bunda Retno memulai cerita berbagai pertemuan dengan Prof. Imam, termasuk bagaimana Prof. Imam meminta Bu Retno untuk menyampaikan pengalaman sebagai santri IRo sebelum Prof. Imam membranding para ustadz Mualimin Yogyakarta. Cerita tentang proses perjalanan menulis autobiografi, yang ternyata Bunda Retno menjadi bagian dari salah satu editor buku Bapak Ibu IRotizen lain sebelum masuk proses editing Prof. Imam/Mirai. Bagaimana Bunda Retno sukses menjadi asisten penulisan buku dari Bunda-Bunda anggota Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) yang diketuai oleh Dr. Sri Fatmawati dari ITS sehingga terbit buku berjudul The Beautiful Journey yang sudah dibedah pada tanggal 14 Juli 2023 lalu. Sebagai asisten OWSD IRo-Sangosha, saya dan Amak Syofni belum berhasil mengantarkan 11 penulis dalam OWSD IRo-Sangosha mencetak buku. Semoga setelah perjumpaan dengan Bunda Retno menjadi pemicu terbitnya buku IRo-Sangosha dan buku OWSD lainnya.

Cerita Bunda Retno lainnya adalah mengenai bagaimana tips menulis dalam koran. Menurut Bunda Retno, menulis dalam koran itu adalah paling murah dan mudah, tidak membutuhkan biaya besar. Berbeda dengan saat kita menulis buku, kita harus menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk buku kita. Mulai proses editing, proses cetak dan proses distribusi. Bunda Retno menceritakan sosok Prof. Imam Robandi yang selalu saja mempunyai jalan untuk berkarya dan berprestasi. Selalu sukses meskipun belum ada persiapan matang. Kecepatan melebihi kesempurnaan, dan yang terpenting adalah bergerak untuk maju dan bila ada koreksi dapat dilakukan kemudian. Prof. Imam Robandi tidak pernah duduk tenang melihat para santrinya tidak berkarya. Akan lahir ide-ide kreatif dari seorang Prof. Imam Robandi yang akan memicu kreativitas dan inovasi dari para santri IRotizen.
Program gagasan Prof. Imam cukup banyak dan membuat kita para santri IRotizen kelimpungan mengikuti beliau. Beberapa orang akan merespon arahan beliau dengan tertib meskipun terbata-bata. Beberapa orang lain akan merespon dengan diam dan tidak bergerak. Itu adalah dinamika, dan selalu ada proses dalam sebuah dinamika. Berbeda dengan Bunda Retno, beliau secara terang-terangan menyampaikan kepada Prof. Imam, “Saya tidak dapat membuat youtube dan website dengan baik, tetapi saya dapat menulis dengan tertib dan baik”. Dan, di sinilah, Bunda Retno, sosok lansia penuh dedikasi dalam organisasi dan pendidikan, terus mempunyai tulisan yang selalu mengalir terbit, baik berupa tulisan koran, tulisan dalam grup whatsapp, maupun dalam sebuah buku. Buku kumpulan tulisan hasil Kajian Spesial Jum’at Malam (KSJM) tahun 2022 – Juli 2023 sudah siap terbit. Ada 20 telur kobra, tetapi hanya satu yang menetas menjadi King Kobra. Dan Bunda Retno menjadi King Kobra dalam menulis.
Banyak hal yang saya dapatkan dari pertemuan singkat dengan Bunda Retno dan Ayah Gatot Dwi. Putra pertama saya, Mas Yusuf, yang ikut menemani saya dalam perjumpaan dengan Bunda Retno memberikan komentar, “Ibu, Nenek Retno ini orangnya sangat lively ya”. Dalam kamus bahasa berarti full of life and energy; active and outgoing atau orang yang bersemangat.
Saya menjamu Bunda Retno dan Ayah Gatot Dwi dengan beberapa hidangan ringan, ada buah matoa, buah timun mas, ada pisang rebus, kue es esan, kue nastar, camilan bawang, dan tidak lupa saya menghidangkan air putih dan wedang teh. Saya menyengaja tidak menjamu dengan makanan berat, karena Bunda Retno sudah mengirim berita kalau sudah bersarap di Rawon Nguling, nasi rawon legendaris di Kabupaten Pasuruan.
Sampai saat ini, saya masih belum sadar dari keterkejutan. Semoga jamuan sederhana saya berkenan di hati Bunda Retno dan Ayah Gatot. Saya pribadi mohon maaf, apabila ada yang kurang berkenan dalam tutur kata dan tindakan kami ya bunda. Terima kasih Bunda Retno, atas oleh-oleh batik Cirebon yang sangat cantik, dan oleh-oleh khas Kota Malang yang crispy.

Batik Cirebon oleh-oleh Bunda Retno
Satu yang membuat saya malu, seharusnya saya sebagai yunior yang sowan ke ndalem beliau, bukan sebaliknya. Dan sedikit penyesalan, saya terlewat untuk meminta tapak astha beliau untuk buku yang beliau hadiahkan kepada saya.
In syaa Allah akan ada kunjungan balasan kagem Bunda.
Bismillah, semoga Allah meridhai.
Terima kasih Prof. Imam Robandi, yang telah menyediakan rumah mewah yang menjadi idaman para pendidik dan pembelajar.
Barokallahu lakum wabaroka alaina fii khair
______
🦋Izzuki Muhashonah Miftah, Pembelajar asal Kab. Lamongan
Sidopekso, 31 Juli 2023
Wow senangnya bertemu Bunda Retno. Barakallah.
Aamiiin, iya betul Bunda Ruki, sangat bergembira.
Barokallah
Masya Allah, kebahagiaan yang menebar hingga ujung Timur Indonesia.
Alhamdulillah Ustadz Abunawas, Barokallah
Semoga suatu ketika dapat berjumpa dengan Ustadz Abu
Alhamdulillah perjumpaan yang penuh kegembiraan dan keberkahan
Aamiin, terima kasih mbakyu Silvia.
Semoga saya pun dapat segera berjumpa dengan mbakyu Silvia dan keluarga
Aamiin
MasyaAllah Bumi Borneo, Balikpapan ikut merasakan kebahagiaan, terbayang pertemuan yang menyenangkan seperti saudara yang sudah lama tidak berjumpa.
Betul bunda Umi, semoga kita dimudahkan dalam berjumpa ya Bunda
Barokallah
Alhamdulillah , semakin bersaudara dan bahagia bertemu di dunia nyata. Wah mantap ustadzah Izzuki tulisan ini. Ustadzah Retno Kuncorowati yang menyempatkan mampir ke Probolinggo, luar biasa.Barokah..barokah
Alhamdulillah, rasa haru terus mengalir Tadz
Semoga semua bergembira penuh manfaat
Aamiin
Masya Allah, apapun yang saya sampaikan melalui obrolan maupun chating, oleh Bu dokter Izuki telah dikemas menjadi artikel yang enak dibaca. Matur nuwun dan tetap semangat ya bu dokter, semoga pertemuan ya ga sekitar 60 menit di Kraksaan menjadi sesuatu yang bermakna untuk kita.
Aamiin ya Robbal Aalamiin
Terima kasih bunda Retno sudah menyempatkan diri hadir di rumah keluarga Izzuki
Barokallah, segar bugar dan bahagia penuh manfaat nggih bunda
Aamiin