#imamrobandi
smiles alone
__
Sabdo Palon dan Noyo Genggong mungkin tersenyum membaca tulisan ini. Lebih dari 100 group WA IRo-Society yang saya kelola. Karena saat itu orang baru belajar WA, maka apa saja ditumpahkan di group. Gambar, Video, gambar apa saja, dan sticker model bidadari sampai kethek ogleng ada di group WA, dan group WA menjadi banjir bandang dan kemelut seperti pasar bubrah. Pokoknya setiap hari tidak pernah tidak ada upload video, gambar, dan sticker saat itu. Semua unjuk gigi kebolehan karena sedang senang-senangnya berWAria atau ada mainan baru. Awal-awal masih biasa, mungkin karena sedang senang-senangnya. Lama-kelamaan mulai banyak yang protes, karena dalam satu group dapat ‘menelan’ 30 GB dan seminggu. Nah ini mulai ada masalah, kalau tidak left ya ribut. Belum lagi ada yang senang copypaste sana-sini. Pokoknya ‘kulakan’ dari sono dikirim ke sini, apapun dampaknya, ‘itu ndak penting’ karena yang penting bathin puas. Belum lagi yang sebaran berita-berita tidak jelas serang sono, serang sini, dan biasanya disertai tulisan ‘dari group sebelah’. Nggak tau sebelah yang mana, sebelah sono atau sebelah sini.
Saat itu masih ‘kemaruk-aruknya’ berWA, seperti anak kecil baru dibelikan mainan baru, sehingga banyak kawan satu group yang dengan sangat sabar memaklumi sambil bersenyum simpul. Group menjadi hingar bingar ‘lesung jumangglung’. Yang tidak kreatif maka tidak ingin ketinggalan zaman. Mereka menyebar file apa saja yang ada di hpnya. Ada gethuk ya sebar gethuk, ada tape yang kirim tape, ‘wis rame tenan‘, dan terkadang sampai 5 lembar foto langsung disebar bersamaan di group dalam satu detik. Saking eksisnya, kata Yu Marni bakul pecel pinggir alun-alun Purwokerto. Bayangkan saja jika setiap anggota menyebar 5 foto, maka dikalikan 256 anggota, maka group akan kedodoran dan ‘linglung‘ menumpuk file yang hanya ngalor-ngidul saat itu. Dalam satu bulan saja group itu sudah menampung 50 GB, sudah melebihi file MK sidang pilpres. Nah…, saat itu benar-benar euforia besar-besaran. Kita benar-benar kecanduan tholalet tholalut saat itu. Kalau sehari tidak mengunggah video, foto, dan sticker, badan menjadi adem panas dan pikiran melamun kemana-mana, kata banyak orang begitu.

Saya membuat ikhtiar. Video dimasukkan di youtube saja, linknya dibawa ke group agar tidak membebani group dan kawan-kawan yang lain. Ternyata instruksi ini tidak mempan. Karena kalau ke YouTube akan menjadi repot. Ya benar, tetapi teman yang satu group menjadi ringan beban hpnya, jawab saya. You tidak repot, tinggal pencet, tetapi kasihan kawan-kawanmu yang ‘diblebek gambar, video, dan sticker’ pagi sore, siang malam. Saya hanya begini saat itu untuk mengurang unggahan foto, ‘setiap foto diberi satu paragraf caption’ agar foto-foto itu berbunyi‘, ‘ini foto maunya apa’, kata saya begitu. Ini adalah juga tidak mudah, dan satu hari lebih 1000 gambar masuk. Diatur tidak menerima gambar saja WA kita, kata kawan. Ya janganlah, kata saya, karena masih ada gambar dengan caption yang mendidik.
Akhirnya, saya menggunakan jurus pamungkas. Yang senang mengirim foto saya satukan satu group dengan yang senang mengirim foto. Yang senang pamer sticker saya satukan dengan sesamanya. Yang senang upload video di group juga saya satukan dengan sesamanya. Yang senang upload link hoax juga saya kumpulkan. Enam bulan group-group itu saya amati. Ternyata, walaupun mereka adalah orang-orang yang sehoby, ternyata akhirnya mereka stress juga saat dikumpulkan satu rumah. Unggahan mereka tidak ada yang mengapresiasi karena sesama pengunggah. Itu adalah cerita jaman Kolo Bendu.
Saya ingat kata Ki Ronggo, ‘yen ora melu ngedan ora keduman‘.
_
April 5, 2024
MasyaAllah ilmunya luar biasa merambah berbagai bidang hingga group wa nya beraneka ragam.
Sehat selalu Prof Imam dan terus menebar ilmu serba kebaikan.
Barakallah…
Terimakasih Mba dr Izzuki..
Link yang menarik dan menjadi tempat saya belajar.
Terima kasih Bunda Titik, kita belajar bersama di Rumah IRo
Semoga Sensei kita dan kita semua dalam keadaan segar bugar dan bahagia penuh manfaat
Aamiin
Saya senyum senyum sendiri. Selalu ada saja ide dari Prof., membuat kita tersenyum di pagi hari. Terima kasih Prof., terima kasih dr. Izzuki smile pagi yang selalu penuh makna dan inspiratif.
betul-betul, andai kita belum berjumpa dengan beliau, link-link kita mungkin belum lahir atau sudah lahir tetapi tidak berkembang
Barokallah
Waduh..jaman Kala bendu.
Memang Smilan Smilun selalu membuat tersenyum. Juga dapat mengobrak abrik otsk kanan dan kiri
hihihi, selamat membaca smilan smilun Prof. Imam sensei kita
Sungguh pejuang Literasi Sejati, sehat selalu Prof. Imam.
Terimakasih Bu dokter Izzuki yang sangat rajin dan gercep.
Mantap Bu dokter
Terima kasih Bunda Nur Aini.
Langsung senyum, tanpa menawar, haa…. Saya sedang membayangkan sebuah grup WA yang membernya hobi memasang sticker. Mungkin dindiing WA menjadi seperti lembaran gambar umbul yang “isine gambar thok ora ono tulisane’. Ada-ada cara sensei mendidik kita menjadi ‘lebih beradab. Sehay selalu Prof. Imam. Terima kssih Bu Izzuki yang cerdik membidik. Barakallah.
Hahahaha…siap Bunda