Seorang Penyiar dan Taman Kota

#CatatanPerjalanan-07: Suhubdy Yasin

Suatu ketika di kota Chicago, saya sightseeing di tengah kota, tiba-tiba saya disentak oleh suatu patung perunggu yang tingginya 2,0 m dari permukaan tanah. Setelah saya abadikan diri saya di tempat itu, saya lanjutkan membaca  keterangan yang tertulis di bagian keempat sisi dari monumen kecil dan sederhana  itu.

Yang dipatungkan itu namanya JACK BRICKHOUSE, seorang penyiar terkenal yang hidup sejak 1917 hingga 1998. Pria itu dikenal seantero America dan globe karena suara khas dan menyiarkan segala event baseball dari stasion radio sejak zaman “kuda gigit besi” hingga ke zaman TV-modern. Saking terkenalnya, salah satu penggemarnya adalah Pope Paul VI dan ia mendapatkan Piagam Penghargaan dari si Paus. Tidak hanya itu, berbagai penghargaan telah diperolehnya. Selengkapnya, siapa dia dan apa prestasinya, silakan simak pada keterangan pada foto ilustrasi!

Saya tidak begitu hafal tentang patung itu,  tapi yang saya kagumi adalah bagaimana orang/warga America atau Government of America menghargai warga negaranya. Membuat patung buat mereka tak ada masalah. Patung itu didirikan di depan salah satu taman kota, tepatnya di depan kantor Chicago Tribune, menghadap jalan raya Michigan Avenue yang sangat terkenal sebagai urat nadi aktivitas keseharian di downtown Chicago. Hampir semua orang yang lewat di depan patung itu dapat membaca dan menyimak keterangan yang ada di bagian depan dan bagian lain ketiga sisinya. Selain memperindah suasana taman kota, patung itu menjadi tempat dan prasasti yang informatif dan menjadi simbol apresiasi terhadap warga negaranya dan menarik bagi turis-turis.

Sependek pengetahuan saya, jika ia adalah orang Indonesia, sebut saja seorang seperti “Sambas Mangundikarta” (21 September 1926 – 30 Maret 1999) adalah seorang penyiar dan pencipta lagu, penyiar sepak bola yang terkenal hingga orang di pelosok mengenal dia walaupun tidak dikenal secara langsung, di zamanya. Maaf, hingga kini belum pernah ada patung dari pemerintah. Kalau di tanya ke generasi muda siapa Sambas itu? mungkin tak begitu faham dibanding dengan nama para koruptor dan/atau penyanyi korea di negeri ini. Penghargaan tidakk mesti diberikan berupa sejumlah uang atau rumah mewah, dan lain-lain., mungkin cukup dibangun monumen kecil semisal bangku taman dan pada benda yang di bangun itu dituliskan nama seseorang yang akan kita persembahkan. Kira-kira itulah secuil pengalaman yang saya peroleh ketika menyaksikan suatu patung di suatu taman kota di kota Chicago atau kota lain di AS. Patung itu sungguh mengesankan saya. Saya telah belajar banyak hal pada wujud patung itu. Semoga tulisan pendek ini dapat menggugah kita semua dalam rangka mengedukasi masyarakat dan bangsa tentang apa pun yang kita kerjakan sesungguhnya akan tetapi ada manfaatnya dan harus dihargai sebagai suatu prestasi. Semoga!
——-
_Downtown Chicago, 16 September 2023._

Kontributor: Suhubdy Yasin

Spread the love

6 Comments

  1. Masya Allah begitu orang di luar menghargai seseorang, semoga pemerintah kita mulai dapat menghargai para pahlawan, orang berjasa di negara Indonesia. Semoga suatu saat akan terwujud. Terima kasih Prof. Suhubdy. Terima kasih dr. Izzuki.

    • admin

      Sami-sami amak dear
      Iya betul sekali Amak
      Penghargaan yang diberikan berbeda-beda di setiap negara

        • admin

          inggih sepakat Ustadz
          semoga kita dapat mengapresiasikan eksistensi kita ya Tadz
          matur nuwun

  2. Endang Supriyati

    Terima kasih Prof. Suhubdy Yasin, sepenggal pengalaman yang sangat bermakna. Terima kasih bu dokter Izzuki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *