Menyala, Diksuspala Hari kedua Region Sumatera 2

Menyala, Diksuspala Hari kedua Region Sumatera 2

Sabtu yang berbahagia, kota Aekkanopan dengan 38° begitu panasnya, menyala nyala seperti para narasumber dan seluruh peserta Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Region Sumatera 2 yang mengikuti webinar dengan semangat membara pra Diksuspala bulan Agustus mendatang di Kota Medan, Sumatera Utara.

Moderator kita pada hari ini ada dua orang, yaitu ada ibu kita yang cantik dan ramah Ibu Sayekti yang membawa acara dari awal hingga akhir dengan suasana happy and fun sehingga webinar kita menjadi semakin asyik. Dibantu host kelas papan atas yaitu Bapak Unang Rahmat seorang kader Muhammadiyah yang berkiprah di Kementrian Agama yang dulu disebut Departemen Agama (Depag). Bapak Unang sebagai promotor dalam acara ini membawa acara dengan santai nan serius yang mengizinkan 2 narasumber untuk mengisi kajian diksuspala pada hari ini.

Pukul 08.30 WIB, narasumber pertama dipersilahkan oleh Pak Unang untuk mengisi kajian Diksuspala oleh Bapak Dr. Isa Iskandar. Pada kesempatan ini Pak Isa dengan penuh semangat dan lugas menyampaikan materi dengan tema: “Perencana Strategi Sekolah”. Awalnya saya keteteran mengikuti kajian dari Bapak Isa sebab beliau menyampaikan materinya begitu cepat dan lugas. Telisik punya telisik ternyata Pak Isa adalah seorang engineering, pantas saja beliau menyampaikan materinya begitu cepat dan taktis.

Diantara materi yang dapat saya simpulkan bahwa kepala sekolah harus mampu menyusun rencana strategis (renstra) dalam pengembangan sekolah. Pak Isa juga menjelaskan bahwa renstra disusun oleh kepala sekolah dengan melibatkan seluruh wakil kepala sekolah (wakasek) dan guru yang ada di sekolah. Susunlah renstra tersebut sebagai landasan utama untuk roadmaps (peta jalan) untuk menjalankan program-program yang akan dijalankan dan dicapai ditahun-tahun yang akan datang.

Kepala sekolah adalah Top Management, mampu merancanakan, melakukan, mengevaluasi dan membangun continous improvement (salah satu strategi untuk mengembangkan dan memperbaiki program sesuai dengan analisa hasil kerja sebelumnya). Pak Isa juga menggambarkan bahwa kepala sekolah itu ibarat Chief Executive Officer (CEO) disebuah Perusahaan. Harus mampu membangun strategi dan menuntukan arah sekolah, menerapkan rencana sekolah, membangun hubungan dan komunikasi dengan seluruh pihak networking, memastikan berjalannya program, dst. Sekolah yang kita kelola harus menjadi trend center, karena sekolah pemenang itu selalu ada yang baru, gemar berinovasi dan selalu mencari hal-hal baru untuk dilaksanakan di lingkungan sekolah.

Penyusunan rencana strategis sekolah, harus berlandaskan pada visi misi sekolah, mendisain kurikulum sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah serta model laporan. Kita harus mampu mendisain kurikulum sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah, jangan sama seperti sekolah-sekolah lain. Harus ada nuansa Al-Islam, akademik dan pengembangan minat bakat siswa. Inilah namanya deperensiasi. Kurikulum direkayasa sesuai kebutuhan, jam masuk juga direkayasa serta gunakan teknologi untuk memudahkan semuanya.

Menyusun renstra juga harus menganalisis lingkungan menggunakan pendekatan analisis strength, weakness, opportunities dan threats (analisis SWOT). Disini Pak Isa membagi menjadi dua bahwa strength dan weakness (kekuatan dan kelemahan) itu fokus pada internal sekolah. Adapun opportunities dan threats (kesempatan dan ancaman) itu focus pada eksternal sekolah. Disinilah kepala sekolah harus lihai dan mampu memetakan kekuatan serta kelemahan sekolah kita. Dari sinilah kita nanti mampu mengukur diri serta sekolah kita dapat offensive atau tidak, siap menyerang. Kalau belum, jangan coba-coba, maka harus berbenah dulu di internal sekolahnya.

Pada kesempatan ini juga disinggung terkait penyusunan RKKS. Dimana dalam penyusunan RKKS ini harus berasas pada visi misi sekolah, realistis dapat dicapai, mengoneksikan kepada 8 SNP dan kemuhammadiyahan. Key Performance Indicator (KPI) juga menjadi salah satu tolak ukur dalam penyusunan RKKS. Kalau sekolah kita sekolah olahraga, ya banyakkan guru olahraganya, porsi jam belajar olahraga juga harus lebih banyak. Jadi jelas sasarannya, jelas KPI nya, jelas tanggal pelaksanaannya, jelas program kerjanya, jelas penanggungjawabnya dan jelas pula budgetingnya. Sehingga RKKS itu tidak hanya dalam wacana saja, harus tertuang semua dalam berbentuk dokumen simpel, terukur, dapat dijalankan dan mudah dibaca semua orang. Tegas Pak Isa Iskandar.

Narasumber yang kedua ialah Bapak Pristiandi Teguh Cahya (Anditeca). Materi yang disampaikan oleh Pak Andi berkenaan tentang “Proyek Pengembangan Sekolah/ Madrasah Muhammadiyah dan Implementasinya (PPS)”. Materi ini sedikit lebih ringan daripada yang disampaikan oleh Pak Isa di sesi awal webinar. Meskipun ringan Pak Andi dapat mengemas materi ini dengan sangat jelas dan mudah dipahami.

Diawal penyampaian, Pak Andi mengingatkan kita kembali terkait Khas Guru Muhammadiyah itu ialah senang membantu orang lain dan gemar memudahkan urusan orang lain, inilah sebawai wujud implementasi dari QS Al-Isra ayat 7: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri”. Sungguh muqaddimah yang sangat luar biasa.

Disini Pak Andi juga memaparkan profil kepala sekolah Muhammadiyah harus: 1) Inovatif, kreatif dan komunikatif; 2) Budaya kerja tinggi; 3) Komitmen ISMUBA tinggi; 4) Mampu membrending sekolah; 5) Mampu menjadikan sekolah diminati masyarakat; 6) Mampu meminimalisir konflik; dan 7) Mensejahterakan guru dan karyawan, dst.

Proyek Pengembangan Sekolah/ Madrasah Muhammadiyah (PPS) merupakan salah satu fungsi manajemen sekolah sebagai panduan untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah, baik itu jangka panjang (20tahun), menengah (5 tahun) ataupun jangka pendek (1 tahun). Fungsi PPS itu sama dengan mendesain masa depan sekolah memberi gambaran arah bagi kepala sekolah dan guru menuju perubahan serta tujuan sekolah yang lebih baik lagi. Makna PPS suatu proses untuk menentukan tindakan yang tepat dengan memperhitungkan SDM yang ada.

Pada kesempatan ini Pak Andi juga memberi tugas kepada seluruh peserta diksuspala Region Sumatera 2, yang dimana tugas tersebut nanti akan dibawa pada pelatihan diksuspala di Medan bulan Agustus mendatang. Tugas tersebut, kepala sekolah agar membuat atau merancang PPS di masing-masing sekolahnya. Dimana dalam penyusunan PPS tersebut didalamnya ada halaman judul, identitas masalah, kata pengantar, daftar isi, BAB 1 (pendahuluan), BAB 2 (identitas kondisi sekolah), BAB IV (pemetaan masalah) dan BAB V (penutup).

Adapun tujuan dibuatnya PPS ini tidak lain dan tidak bukan untuk focus pada PPDB, peningkatan jumlah peserta didik sekolah Muhammadiyah. Pungkas Pak Andi Teca.

Sebelum Pak Andi menutup materinya, baliau juga memberi tips memimpin sekolah: 1) Pemimpin sukses adalah yang dapat memimpin dirinya sendiri; 2) Sikap menyenangkan dan meneduhkan adalah dua hal penting pada diri manusia; 3) Kerry L. Johnson dalam bukunya, “sales magic” 83% transaksi pembeli lebih menyukai penjualnya yang menyenangkan bukan produknya; 4) Sering memberikan hadiah spontan; dan 5) Inklusif bukan eksekutif.

MasyaAllah, luar biasa materi kali ini. Materi yang disampaikan oleh Pak Isa dan Pak Andi sangat linear dan saling ketergantungan. Satu membahas tentang perencana strategis sekolah (PSS) dan satu lagi membahas proyek pengembangan sekolah (PPS).

Akhirnya sampilah diujung acara, closing statemen dari Ayahanda Didik Suhardi, Ph.D (Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah). Saya hanya mengingatkan kepada kita sekalian agar nanti dibulan Agustus di Medan, saya berharap seluruh sekolah Muhammadiyah yang ada di Sumatera Utara agar dapat mengikuti pelatihan diksuspala ini, ajak rekan-rekan kepala sekolah yang belum bergabung. Sebab diksuspala pala ini sangatlah penting bagi kita untuk terus berbenah dalam dunia pendidikan. Pak Didik juga menyinggung tentang pembuatan RKKS yang menurut beliau focus pada tiga hal:
1) Bagaimana dengan kondisi sekolah anda?
2) Mau dibawa kemana sekolah anda?
3) Bagaimana caranya?

Untuk menjadikan sekolah tersebut menjadi sukses! Dalam pembuatan RKKS harus membawa data yang reel, dalam pembuatan renstra harus dapat dilaksanakan, dieksekusi, jangan omdo (omong doang) dan jangan nato (no action, talk only). Tujuan ke Medan itu hanya satu, membawa pikiran yang positif, open minded, jangan berfikir negatif, materinya ini-ini saja, dst. Mari hadir dengan hati terbuka untuk menerima segala ilmu yang akan dibagikan oleh para narasumber. Narasumber yang akan mengisi adalah para ahli dibidang nya masing-masing, memiliki formula, trik, tips masing-masing, karena hal-hal tertentu kita harus berfikir inklusif. “Sampai jumpa tanggal 8 mendatang, jangan sampai terlambat”, lanjut Pak Didik.

Sebelum ditutup Pak Didik juga memberikan pantun kepada segenap peserta diksuspala. Namun saya tidak ingat lagi dengan jelas isi pantunnya. Yang pasti saya sepintas masih mengingat dalam bait pantunnya. Kalau datang ke medan jangan lupa makan durian ucok dan makan soto Medan. Mengisyaratkan kepada sohibul bait (Majelis Dikdasmen dan PNF PWM SUMUT) bahwa para peserta, pimpinan, tamu dan narasumber tolonglah dibawakan makan durian ucok serta disajikan soto Medan pada pelatihan diksuspala mendatang.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

Aekkanopan, July 27, 2024

Spread the love

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *