Kehidupan adalah Pendidikan

Retno Kuntjorowati – Cirebon

Pendidikan merupakan ajang manusia untuk belajar. Secara sadar atau tidak sadar sejak dilahirkan manusia sudah membawa fitrahnya untuk belajar. Bagaimana tidak, bayi yang baru dilahirkan secara alami mendapat pelajaran hidup yang pertama yaitu bernafas di alam raya. Bahkan sejak dalam kandungan, anak telah menerima pendidikan yang disampaikan oleh ibunya melalui berbagai cara, yang pada zaman sekarang ini banyak ditemukan di berbagai media. Perjalanan kemajuan bangsa ini sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan dari sejak dini merupakan salah satu upaya untuk mencapai kualitas tersebut.
Peran seorang ibu dalam pendidikan sangat diharapkan demi tercapainya hasil pendidikan. Sebuah hadist populer tentang peran ibu dalam pendidikan menyatakan: “Al-ummu madrasatul ula, idza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”, yang maknanya, ibu adalah sekolah utama dan pertama untuk seorang anak. Jika dipersiapkan dengan baik, sama halnya dengan mempersiapkan mereka menjadi generasi penerus untuk bangsa yang baik.
Pada zaman milenial saat ini, pendidikan menjadi suatu hal yang harus diseriusi oleh semua warga masyarakat, keluarga, instansi terkait, serta lingkungan. Gagalnya roda pendidikan berputar dengan baik akan mengakibatkan gagalnya kemajuan bangsa ini. Jiwa ‘gemar belajar’ harus dapat dihidupkan dengan subur di negeri ini. Kita tanamkan kepada lingkungan kita, lingkungan terkecil adakah keluarga, untuk selalu belajar, belajar, dan belajar. Kita sudah sering mendengar ungkapan ‘belajar dapat dimana saja, kapan saja, gurunya siapa saja, dan oleh siapa saja’. Semoga kita dapat memaknai dan kemudian menerapkan dalam kehidupan kita, keluarga, serta lingkungan. Semoga instansi pendidikan di semua jenjang dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga kelak dapat dihasilkan insan-insan cendekia berkualitas yang berguna untuk kemajuan bangsa.

Ditulis dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2023 yang bertema: Bergerak Bersama, Semarakkan Merdeka Belajar.

Cirebon, Mei 02, 2023

Tulisan di atas adalah tulisan kiriman dari Bunda Retno Kuntjorowati, seorang senior IRo-Society bertinggal di Cirebon Jawa Barat. Beliau adalah seorang purnatugas dari SMK Cirebon. Kiprah beliau dalam bidang pendidikan dan bidang Kemuhammadiyahan tidak diragukan lagi. Menjadi  Ibu Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Cirebon dua periode saat beliau purnatugas dari sekolah menjadi catatan bahwa beliau telah mengisi masa hidupnya dengan kegiatan bermanfaat. Kegiatan memajukan manusia Indonesia menjadi manusia seutuhnya menjadi tugas utama untuk seorang Ibu telah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bunda Retno, dimulai dari keluarga dengan dua orang putri, menjadi seorang guru ditengah keinginan beliau menjadi ahli teknik, dan saat ini menjadi ketua PDA.

Program kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Merdeka Belajar, salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Siswa dapat memilih belajar hal yang disenangi dan yang diimpikan dengan leluasa. Pun seorang guru dapat mengekspresikan cara mengajar dengan bebas menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat siswa. Merdeka Belajar memberikan kesempatan yang sama untuk guru lebih mengembangkan kompetensi dan belajar dimanapun dan kapanpun. Inilah yang dilakukan oleh Bapak Ibu guru yang bergabung dalam IRo-Society, belajar dan meningkatkan kompetensi dibawah bimbingan dan arahan Prof. Imam Robandi, seorang motivator sejati dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Dan…. di sini, IRo-Society dengan anggota didominasi oleh para Ibu menjadi salah satu cikal bakal pendidikan yang merdeka.

Sosok Ibu yang menjadi sekolah pertama dalam keluarga, harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan pertama seorang Ibu menjadi Madrasatul Ula bagi putra-putrinya adalah dimulai dari bagaimana calon sang Ibu mempersiapkan kondisi tubuh yang sehat agar siap untuk mengandung dan melahirkan bayi sehat. Kondisi tubuh yang prima dan terawat akan membuat organ reproduksi berkembang paripurna. Persiapan kedua adalah memilih calon pasangan atau calon suami yang sehat dengan bahagia tanpa keterpaksaan. Calon suami yang dipilihpun harus sehat dan bebas dari penyakit. Persiapan ketiga adalah menjaga kesehatan pasutri agar tetap bahagia dan sejahtera. Tubuh yang segar bugar mempersiapkan asupan gizi bagi sang buah hati saat di dalam kandungan agar terpenuhi. Masalah gizi kronis yang terjadi di Indonesia dan negara berkembang lain, yaitu kejadian stunting atau kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dihindari dengan mempersiapkan Calon Ibu dan Ibu dengan sebaik-baik persiapan.

Mari kita bersama menurunkan angka stunting di Indonesia dengan meningkatkan kiprah dibidang masing-masing!

_____
Izzuki Muhashonah
Surabaya, June 12, 2023

Spread the love

12 Comments

  1. Wow, komentar bu dokter Izzuki lebih keren dari artikel yang saya tulis. Matur nuwun Bu, saya menjadi sangat tersanjung. Pesan ‘turunkan angka stunting di Indonesia’ sangat sejalan dengan program kami.
    Semangat, semangat, semangat!!!

  2. NurAini

    Saya berada di komunitas IRo-Society merasa masih belum berbuat banyak untuk negeri dibandingkan dengan emmak-emmak kerren IRowati yang lain. Salam semangat Bu dokter Izzuki dan Bu Retno inspirator ku.

    • Siap bunda Nur Aini, terima kasih
      In syaa Allah kita semua berperan dibidang masing-masing

    • Semua berperan sesuai kewenangan dan kompetensi masing-masing bunda NurAini
      Terima kasih sudah mampir ke rumah Izzuki ya
      mohon masukan dan saran. Terima kasih

  3. Endang Supriyati

    Mantap. Artikel bunda Retno maupun komentar bu dokter.
    Keren.

  4. Anonymous

    Maa Syaa Allah mantab bu Dokter….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *