Belajar Tata Laksana Infeksi Virus Dengue

Belajar Tata Laksana Infeksi Virus Dengue

Izzuki Muhashonah, Pembelajar Asal Kab. Lamongan

Peningkatan kasus Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang dikenal dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) yang terjadi di Rumah Sakit Rizani dan di Kabupaten Probolinggo meningkat tajam akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 ini. Hal ini membuat dokter spesialsi anak di Rumah Sakit Rizani, dr. Komang Ayu Purnamaningsih, M.Sc., Sp.A. memberikan motivasi dan arahan kepada semua jajaran dokter jaga IGD dan perawat serta bidan di bangsal perawatan. Kamis, 10 Januari 2024, di Ruang Pertemuan Ibnu Sina, semua penjaga mutu dan keselamatan pasien berkumpul belajar bersama dengan motivasi dan arahan dari dr. Ayu, begitu beliau di sapa.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin mingguan dari Rumah Sakit Rizani untuk menjaga bounding antara dokter penanggung jawab pasien (DPJP), perawat dan bidan pelaksana, tenaga kesehatan lain dan manajemen. Selain itu ditujukan sebagai upaya peningkatan kapasitas dari tenaga kesehatan yang bekerja dalam lingkungan Rumah Sakit Rizani. Demam Berdarah Dengue menjadi topik pekan ini. Ilmu mengenai Demam Dengue sebenarnya tidak ada perubahan dan semua sudah tertuang dalam Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) dan semua sudah tertuang dalam Panduan Praktek Klinis (PPK) yang dibuat di Rumah Sakit Rizani.

Pediatric Social Responsibility (PSR) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo mengadakan kegiatan yang sama pada hari Rabu, tanggal 24 Januari 2024. Melalui zoom meeting mengundang semua tenaga kesehatan di lingkungan Kab. Probolinggo dengan narasumber Dokter Spesialis Anak di Kab. Probolinggo menyajikan situasi terkini dan tata laksana kegawatdaruratan pada Anak dengan DHF. Dinas Kesehatan menyampaikan secara keseluruhan ada peningkatan kasus DHF pada anak di setiap puskesmas dengan total dalam kabupaten Probolinggo ada 130 pasien. dr. Muhammad Reza, M.Biomed., Sp.A(K) yang menjadi moderator siang hari ini membawakan acara dengan santai tetapi dapat dipahami dengan baik. Acara dimulai dari penyajian kasus dari Puskesmas Maron dan dilanjutkan dengan overview singkat dari dr. Catur Prangga Wadana, M.Kes, Sp.A dan dr. Fauziah Pratiwi, M.Ked.Klin, Sp.A.

Salah satu dari tiga pakar anak di Kabupaten Probolinggo, dr. Vonny Mariani, M.Biomed. Sp.A. memberikan penekanan pada peran masyarakat untuk memahami tentang warning sign. Keterlambatan rujukan dapat terjadi karena fokus masyarakat pada trombosit. Sehingga keluhan panas pada hari keberapa, kondisi syok akan terjadi. Bukan pada jumlah trombosit yang menurun. Kewaspadaan pada hari ke-3 sampai hari ke-5 panas harus ditingkatkan. Deteksi sebelum terjadi kegawatan sangat diperlukan untuk keselamatan pasien anak dengan DHF.

Panelist kedua adalah dr. Komang Ayu Purnamaningsih, M.Sc., Sp.A. Beliau juga menekankan pada hari rawat inap pada anak yang tepat. Kepanikan masyarakat akan meningkatkan beban rumah sakit juga beban pasien itu sendiri. Karena jika pasien datang dan rawat inap pada hari pertama, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dirawat, karena tidak dapat pulang pada hari ketiga yang notabene adalah hari di mana kegawatan akan memungkinkan terjadi pada hari ke-4 dan hari ke-5. Dipastikan panas hari apa dan jam berapa? dipastikan suhu dengan mengukur menggunakan thermometer, bukan dengan punggung tangan. Sebagai tenaga kesehatan, terutama dokter, harus dapat lebih jeli lagi, kapan kita dapat meminta permeriksaan laboratorium. Sehingga tidak salah dalam pemilihan jenis pemeriksaan dan berguna untuk tata laksana pasien.

Senior Dokter Spesialis Anak, yang pada bulan Maret 2024 nanti akan menjalani masa purnatugas, dr. Made Suderata, Sp.A. berbagi pengalaman pribadi beliau dalam tata laksana pasien DHF di Rumah Sakit. Saat menerima pasien syok di IGD dan melakukan resusitasi, ternyata pasien mengalami riwayat panas sejak 3-4 hari yang lalu. Saat kondisi syok, jangan meminta pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, tapi atasi dulu kegawatdaruratannya terlebih dahulu. Setelah kegawatdaruratannya teratasi, dapat dilanjutkan dengan tata laksana lainnya. Pasien pulang karena tidak ada indikasi rawat inap, pesankan apabila anak menjadi lemas dan tidak mau makan minum serta panas tidak lagi dijumpai malah menjadi dingin di kaki dan tangan, jam berapapun Bapak Ibu harus membawa pasien ke rumah sakit.

Masyarakat perlu terlibat aktif dalam mengendalikan nyamuk. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus dapat dilakukan oleh masyarakat secara serentak akan dapat memberantas nyamuk secara aktif. Selama ini masyarakat belum mempunyai awareness terkait dengan PSN ini, sehingga masih belum terlihat hasil signifikan. Pelaksanaan fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, dan jentik nyamuk atau bakal nyamuk masih tetap dapat berubah menjadi nyamuk dan akan menginfeksi kembali. Mari kita berdayakan diri kita sebagai masyarakat untuk meningkatkan awareness terhadap lingkungan kita.*^*

Spread the love

2 Comments

  1. Yen’s

    Terimakasih RS Rizani yg sll memberikan layanan n edukasi terbaik serta informasi yg bermanfaat untuk kita semua. Mengingat Kab Probolinggo saat ini kasus DBD nya yg sangat meroket … Mudah2an dgn informasi ttg DBD dan PSN 3 M Plus ini bermanfaat untuk masyarakat Kab Probolinggo.

    • admin

      Inggih leres Bu Yeni, semoga semua peduli PSN 3M Plus ini.
      matur nuwun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *