Kembali Menjadi Fitri

Kembali Menjadi Fitri

Catatan ini ditulis saat selesai Mapara seri II di penghujung Ramadan tahun 2024 lalu, tanggal 9 April 2024.

Matahari Pagi Ramadan day 30, penghujung Mapara 1445 H. Virtual background (VB) MAPARA day 30 ini bernuansa hijau, sehingga Ibu-Ibu panitia bersepakat untuk menggunakan jilbab hijau. Bapak-Bapak yang hadir pun ada yang menggunakan songkok berwarna hijau, beliau adalah Ustadz Mohamad Sanmas, IRo-Soceity Sorong. Kegiatan dimulai dengan sapa pagi oleh Cak Munali dan Mbakyu Silvia yang terlebih dahulu memasuki zoom meeting. Setelah dipastikan para petugas MAPARA day 30 lengkap, maka Mbakyu Merry Metria Eliza, IRo-Soceity dari Tanah Datar mengawali pembukaan acara dengan pantun yang indah. Sebagai host, Puan Merry dari Minang mengatur acara dengan apik. Kemudian mempersilahkan petugas tilawah, M. Ammar Ziyyan Marzaq, SMA Muhammadiyah 4 Kendal untuk mengumandangkan Ayat Al Qur’an. Surah Ar Ruum ayat 30 dibaca dengan merdu oleh Ananda Ammar. Semoga bacaan Al Qur’an Ananda Ammar menjadikan kita bersemangat kembali menjadi fitri kembali.

Sebagai General Chair, Cak Munali, IRo-Society Malang memberikan sambutan sebagai Ketua Umum Mapara 1445 H. Kalau pada kegiatan lain, sambutan ketua umum ada pada awal acara, tetapi khusus untuk Mapara III ini sambutan Ketua Umum disampaikan di akhir kegiatan, sekaligus menutup rangkaian kegiatan MAPARA 1445 H ini. Cak Munali menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Imam Robandi, para organizing committee, terutama sekretaris, para kepala sekolah yang telah berpartisipasi menjadi moderator dan narasumber. Khusus kepada para partisipan yang hadir, yang diawal ramadan partisipan mencapai 100 lebih, dan selanjutnya berkurang menjadi 90, 80, 70 dan Alhamdulillah, bertahan di angka partisipan berjumlah 70 partisipan. Cak Munali menyampaikan rata-rata partisipan adalah 70 orang, hal ini merupakan sebuah proses peningkatan menuju kebersihan jiwa. 

Tangkapan layar Mapara Day 30 (Dokumen Izzuki, 2024)

Support dan kolaborasi dari semua partisipan dan petugas menjadikan lengkap kegiatan MAPARA tahun ketiga ini. Kesuksesan MAPARA melalui proses panjang. Semua memberikan kontribusi secara sukarela dan ikhlas, karena kegiatan IRo-Society ini merupakan charity program. Zoom meeting yang digunakan oleh IRo-Society ini merupakan langganan yang dilakukan oleh Mbakyu Silvia sebagai host dengan dana yang didapat dari donasi IRotizen seluruh nusantara. 

Dalam akhir sambutannya Cak Munali meminta maaf apabila ada yang kurang berkenan selama persiapan dan pelaksanaan MAPARA tahun ketiga ini. Mulai dari kenapa di flyer hanya ada 4 foto yang tersemat, meskipun petugas harian cukup banyak, sampai kenapa ada yang berganti-ganti host, narasumber dan moderator menjelang hari pelaksanaan. Semua adalah dinamika yang dapat ditemui dalam berorganisasi. Sambutan Cak Munali ditutup dengan ucapan Selamat Idul Fitri 1445 H dan permohonan maaf.

Alhamdulillah, saat berlangsung MAPARA day 30 ini, saya sudah menyampai di Rumah Simbok, Ibunda dari KangMas Sapto Wilujeng, di Dusun Ngemplak, Desa Sirnoboyo, Kab. Pacitan. Saya dapat bergabung meskipun sedikit terlambat. Saya memasuki zoom meeting saat Cak Munali memberikan sambutan akhir MAPARA. Alhamdulillah, live streaming tetap dapat saya lakukan, meskipun tidak lengkap dimulai dari awal kegiatan. 

Selesai sambutan MAPARA oleh Cak Munali, host Mbak Merry berharap akan ada kegiatan luring pertemuan IRo-Society seluruh nusantara sehingga akan lebih bersemangat lagi. Kemudian Mbak Merry memohon Prof. Imam Robandi untuk memberikan motivasi untuk para santrinya. 

Prof. Imam Robandi memberikan motivasi kepada para partisipan yang hadir dimulai dengan curhatan mengenai bagaimana mengatur sinyal, oloran kabel, dan posisi laptop. Posisi beliau saat ini sedang mudik di Purworejo, sehingga harus menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Hal yang biasa Prof. Imam lakukan saat mengawali motivasi beliau adalah beliau akan menyapa hampir seluruh partisipan yang hadir, minimal slide pertama dalam tampilan zoom meeting (terutama partisipan yang membuka kamera) akan disapa beserta tempat bertinggalnya. Prof. Imam juga selalu memberikan apresiasi kepada sahabat IRotizen yang telah mengirimkan hadiyah kagem beliau. Salut kagem Prof. Imam, karena beliau selalu mengingat tempat berasal IRotizen dan kemana IRotizen mudik. Masyaa Allah, sapaan beliau selalu akan meningkatkan semangat dalam mengikuti kajian maupun kegiatan lain. Ramadan hari pertama menuju hari terakhir terasa sangat cepat. Semua hal yang terjadi saat proses MAPARA menjadi cerita masa lalu. Dinamika MAPARA ini tidak mudah, dan semua mendapat pelajaran yang baik dan ilmu yang banyak. Yang membuat flyer akan menjadi lebih ahli dalam membuat flyer, yang menjadi narasumber akan menjadi lebih expert, termasuk yang menjadi moderator, host dan penyelaras. Minimal ilmu ini dapat kita tularkan kepada lingkungan kita. 

Saat pulang kampung, Prof. Imam merasakan hal yang belum pernah dilakukan. Tatakan laptop ada di atas kaleng biskuit. Menyesuaikan kondisi di kampung. Mudik ini menjadikan pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara dahsyat, kagetan, sehingga semua menjadi ramai dan mungkin banyak yang antri juga. Indonesia ini indah dan Orang Indonesia adalah orang yang mudah bersyukur. Jalan tol yang belum selesai pun dapat dimanfaatkan dan dapat dinikmati dengan syukur. “Sedikit apapun yang dapat kita nikmati, mari kita syukuri”, lanjut Prof. Imam. Kesempatan akhir, Prof. Imam mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mensukseskan MAPARA selama 30 hari. Tetap bersemangat untuk menuju fitri dan melaksanakan Sholat Idul Fitri keesokan harinya. Semoga kita dapat merasakan kegembiraan setelah 30 hari berpuasa. 

Streaming Youtube Mapara Day 30, 2024

Mbak Merry mengingatkan bahwa MAPARA ini merupakan MAPARA hari terakhir, maka Mbak Merry mengusulkan untuk melakukan foto bersama, dimulai dari slide pertama, kedua, ketiga dan keempat. Host mengingatkan karena kita tidak menahu posisi di slide ke berapa, sehingga tetap harus memberikan senyum terbaik. Mbak Nur Laila Indah mengambil foto untuk kami semua. Setelah pengambilan foto bersama, host mempersilahkan Bunda Dr. Sugiarti, IRo-Society dari Depok untuk memberikan penyelaras MAPARA day 30 ini. Bunda Dr. Sugiarti memberikan apresiasi kepada team MAPARA 3 dengan sebuah pantun keren. 

Jalan-jalan ke Kota Purbalingga
Jangan lupa singgah ke Bekasi
Salam hormat team MAPARA tiga
Semoga selalu keren dan berkolaborasi

Silaturahim IRo-Society selalu menjadi hal yang menyenangkan, karena setiap ada kesempatan selalu berupaya untuk bersilaturahmi. Selama bulan ramadan ini dapat mengurangi kesalahan kita dan menjaga fitrah sebagai umat manusia. Kita dapat melakukan penguatan dalam perbaikan, saling memberikan penguatan dan mengajak kepada kebaikan. Seseorang yang pagi sering kali mengantuk, menjadi bergerak untuk bergabung dengan MAPARA. Semua bersemangat untuk bergerak dalam kebaikan. 

Bunda Lina Mulyati, S. Pd, sebagai moderator MAPARA day 30 ini, adalah Kepala TK Aisyiyah 3 Kejambon Kota Tegal. Bunda Lina yang energik ini mempunyai 5 orang putra-putri yang keren. Segudang kegiatan dan prestasi sebagai guru berprestasi dan kepala sekolah berprestasi di Kota Tegal. Bunda Lina mengawali dengan salam dan sapa kepada Prof. Imam Robandi, guru kita, founder IRo-Society yang selalu menginspirasi dan memotivasi kita semua serta semua petugas dan partisipan yang hadir. Ternyata Bunda Lina baru sekali ini terlibat langsung dalam kegiatan IRo-Society. Selamat bertugas Bunda Lina dan semoga setelah ini menjadi lebih aktif dalam kegiatan IRo-Society. Bunda Lina menyampaikan dengan trenyuh bahwa ramadan akan meninggalkan kita beberapa jam lagi, semoga kita dapat bertemu ramadan tahun depan. 

Bunda Lina menyampaikan Curriculum Vitae (CV) narasumber, yaitu Ustadz Hizqil Apandi, S. Pd., Kepala SMK Muhammadiyah Banda Aceh, yang ternyata adalah Kakak Sepupu dari Bunda Nida’ul Hidayah, Bandung, yang sudah sangat lama tidak berjumpa dan dipertemukan dalam MAPARA day 30 ini. Ustadz Hizqil Apandi memulai ceramah beliau dengan mengajak partisipan mengucapkan puja dan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah terutama nikmat ramadan. Beliau mengucapkan terima kasih atas kesempatan menambah pengalaman dan bersilaturahmi dengan jamaah MAPARA pagi ini.

Ustadz Hizqil Apandi yang biasanya memberikan kultum pada anak sekolah binaannnya, pagi ini diberikan kesempatan berbicara untuk partisipan dari seluruh nusantara, dari Aceh sampai Merauke. Hari terakhir Bulan Ramadan, beberapa jam lagi akan berganti, kita meninggalkan Ramadan. Hari terakhir dalam sebuah turnamen adalah hari puncak dan hari yang menentukan siapa pemenangnya. Sudahkah ramadan kita kali ini menjadi ramadan yang menghantarkan kita menjadi hamba-hamba yang muttaqien? Sudahkan ramadan kali ini dapat menghantarkan kita menggugurkan dosa-dosa kita yang telah lalu? Sabda Nabi “Selama kita berpuasa ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, maka Allah akan menghapus dosa-dosa yang telah lalu”. 

Tema “Kembali menjadi Fitri” yang diberikan oleh panitia, membuat kami harus menyampaikan bagaimana menggali makna fitrah? Beberapa makna fitrah ada dalam Al Qur’an. Pertama ada dalam Ayat Al Qur’an Surat Ar Ruum ayat 30 dapat ditafsirkan fitrah manusia itu terkait dengan ketauhidan. Fitrah yang kedua dalam Surat Al A’raf ayat ke-17, dalam ayat ini Allah berdialog dengan manusia, sebelum manusia diturunkan ke bumi, “Bukankah Aku ini Tuhanmu? Betul, Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Ayat diatas mengandung makna bahwa fitrah itu adalah mengakui keberadaan Tuhan. Fitrah ketiga berada dalam Surat Al Hujurat ayat 13, jati diri manusia sebagai makhluk sosial. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan lingkungan persahabatan dan persaudaraan yang baik dan kondusif untuk kebaikan bersama. 

Kesimpulan bahwa fitrah itu adalah suatu kecenderungan manusia kepada agama Allah dan ketauhidan, fitrah manusia itu berada dalam kesucian, kebenaran dan lurus dan terakhir fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan persahabatan dan persaudaraan yang kondusif untuk kebaikan bersama.  

Manusia adalah suci pada asalnya, lurus, dan cenderung kepada kebenaran. Namun seiring waktu kesucian manusia dapat terpengaruh dan terkontaminasi dengan lingkungan. Kesalahan saat mendidik, salah arah, dan salah pergaulan. Akhirnya menjadi manusia dengan derajat terendah, bersifat buruk, rakus, menghalalkan segala cara, dan dzalim. Hal ini bukan sifat fitrah manusia, tidak terlihat sifat manusia yang asli. Dengan kasih sayang Allah SWT. ada media agar manusia dapat menemukan jati dirinya dan dibersihkan jiwanya. Ada pembersih harian untuk manusia yang bertaubat pada malam hari, pembersih mingguan dan ada pembersih tahunan. Manusia yang melakukan kesalahan harus segera bertaubat dan menyucikan diri seperti dalam Al Qu’ran Surat Ali Imran ayat 133 dan Surat As Syam ayat 9 – 10. 

Kemudian, sebaik-baik manusia yang melakukan dosa adalah manusia yang segera bertaubat meminta ampunan kepada Allah SWT. dengan sebenar-benarnya taubat, taubatan nashuha. Allah SWT. dengan kasih sayang-Nya kepada manusia telah menciptakan instrumen agar manusia senantiasa meleburkan dosa-dosanya. Pertama, dari waktu shalat ke waktu shalat lainnya, Allah leburkan dosa manusia. Kedua, dari Hari Jum’at ke Hari Jum’at lainnya, dan ketiga dari Ramadan ke Ramadan lainnya, Allah meleburkan dosa manusia sehingga diharapkan menusia kembali kepada kesuciannya dan kembali kepada fitrahnya. Meskipun ramadan tahun depan merupakan misteri. 

Ustadz Hizqil Apandi memaparkan cara kembali kepada fitrah adalah dengan mengingat Allah dan melaksanakan sholat, serta berpuasa di Bulan Ramadan. Dari shalat ke shalat, Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya. Semoga amalan yang dilaksanakan selama bulan ramadan akan membawa kita kepada kefitrahan, semoga puasa yang kita laksanakan dengan penuh keimanan, keikhlasan dan mengharap ridha Allah dapat menggugurkan dosa kita. Puasa yang kita lewati dengan shalat malam, tadarus, dan amalan baik lainnya semoga dapat diterima oleh Allah SWT. 

Ceramah Ustadz Hizqil Apandi ditutup dengan tiga kesalehen yang diharapkan setelah melaksanakan puasa dan amalan di Bulan Ramadan. Kesalehan tersebut adalah kesalehan vertikal (shalat yang tidak tertinggal lagi), kesalehan sosial (membangun hubungan yang baik dengan manusia), mempermudah urusan orang lain, dan kesalehan intelektual (terus belajar, sesuai dengan ayat pertama yang diturunkan adalah ayat belajar, Iqra’). Kesalehan intelektual menandakan bahwa manusia harus rajin menuntut ilmu, mulai dari buaian sampai ke liang lahat. Bunda Lina memoderatori MAPARA pagi ini dengan lancar dan keren, mempersilahkan partisipan yang raise hand untuk bertanya. Diskusi berjalan dengan lancar dan tertib.
Terima kasih sahabat Mapara, semua terlalui dengan indah.

🦋Izzuki Muhashonah, Pembelajar asal Kab. Lamongan

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *