Libur panjang karena ada jadwal cuti bersama terasa menyenangkan sekaligus menyebalkan. Bagaimana tidak, KangMas tetap saja tidak ada istilah cuti bersama, adanya cukup libur di tanggal merah. Jadilah Mas Yusuf yang saat ini pulang ke Probolinggo meminta dolan sebentar ke Bromo. Yah, cukup di lereng Bromo tujuan kita. Istirahat sejenak dari aktivitas yang cukup melelahkan. Semoga lelahnya lillah ya Kakak dan Bapak, Aamiin.
KangMas adalah pribadi yang lumayan sulit diajak melipir sejenak ke teman baru atau tempat wisata, entah mengapa saat Kak Yusuf meminta dolan langsung mengiyakan. Sambil bilang, “tumben, Yusuf jauk dolan. Kiro-kiro perlu refreshing selain pelajarane tha?” Nah, namanya ibunya suka dolan, ya hooh aja. Hihihi… Singkat cerita, akhirnya kita bersiap dan keluar rumah dengan hati gembira.

Kira-kira pukul 13.00 WIB saya, KangMas Sapto dan Kak Yusuf berangkat menaik mobil tua kita menuju Bromo. Awal kita tidak menentukan tujuan, tapi dalam perjalanan saya teringat sahabat kami yang membuka Kedai Kopi Gunung di lereng Bromo. Akhirnya, tujuan kita adalah makan di Kedai Kopi Gunung milik sahabat kami Pak Uky Widyatmiko sambil menikmati udara sejuk Lereng Bromo. Perjalanan dari rumah kami, Sidopekso menuju Kedai Kopi Gunung memakan waktu kruang lebih 1 jam 25 menit. Saya sudah mengirim pesan kepada Pak Uky dan meminta share loc untuk Kedainya, sehingga kita langsung direct diarahkan oleh Mbah Google menuju Kedai di lereng gunung. Pemandangan selama perjalanan terasa sejuk dan adem, suasana pegunungan mulai terlihat saat kami mulai meninggalkan Kota Probolinggo. Deretan pegunungan dan rumah penduduk menjadi pemandangan di sebelah kanan dan kiri kami sepanjang perjalanan.

Pukul 14.40 kami menyampai di Kedai Kopi Gunung. Terlihat dari depan kedai, pemandangan Gunung Bromo yang sangat cantik memesona. Kawasan pegunungan Bromo memanjang sepanjang mata memandang dari depan kedai. Ternyata kedai ini sekalian sebagai tempat transit bagi para wisatawan yang akan menaik ke Gunung Bromo yang tidak menginap. Ada dua kamar transit disewakan diatas kedai ini. Kamar mandi tersedia sejumlah dua kamar mandi dengan air cukup. Bagi pengunjung kedai pun, apabila akan menunaikan ibadah sholat, disediakan kamar sholat lengkap dengan sajadah dan mukena.
Sesaat setelah kami menyampai, ternyata hujan turun cukup deras. Semua tempat duduk diamankan agar tidak terkena air hujan. Pemandangan sekitar kedai menjadi jelas, batas pegunungan dan langit terlihat jelas, tanpa adanya kabut menyelubung. Namun, begitu hujan selesai, kabut segera datang kembali dan menyelimuti pegunungan yang tampak di depan mata. Sayangnya, karena saya sibuk mengamati pemandangan, saya tidak berhasil mendokumentasikan saat kabut tidak menyelimuti pegunungan itu. Kami bertiga makan sambil menunggu hujan reda. Setelah hujan reda, saya dan Kak Yusuf, juga para pengunjung lain berjalan naik ke atas pegunungan sebelah kedai untuk menikmati pemandangan setelah hujan reda.
Makanan yang disediakan oleh Kedai Kopi Gunung adalah jenis makanan tradisional, sayur asem pucuk daun manisa, baby manisa dan krai, sayur lodeh tewel dan manisa, ayam goreng, tahu tempe goreng, lengkap dengan nasi jagung dan ikan asin sambel terasi. Celoteh Kak Yusuf, “Makan iwak asin kok di gunung!” Hahhaa, betul juga ya, mengapa kita makan ikan asin di gunung yang jauh dari laut dan sungai? Itulah manusia, sering kali mencari hal-hal yang sulit dijangkau. Yang mudah dijangkau seringkali terlewat dan bahkan kadang tidak kita syukuri. Semoga kita menjadi pribadi yang mudah bersyukur, Aamiin.
Sebelah depan dan samping kanan kedai adalah lahan pertanian. Menurut Pak Uky, itu adalah lahan pertanian kepunyaan pemerintah dalam hal ini adalah bidang pertanian provinsi yang digunakan sebagai tempat pembibitan. Pengelola lahan seluas itu sejumlah dua orang dengan petani yang bekerja di lahan adalah masyarakat setempat. Untuk tanah yang nylempit sempit ditanami oleh para petani dengan sistem sewa. Nah, di lahan sempit gupitan lahan luas itulah petani lokal menanam berbagai macam sayur dan tanaman lain. Kedai Kopi Gunung ini memanfaatkan lahan petani lokal untuk wisata petik sayur jika masa panen sudah datang dan hanya dapat dilakukan di pagi hari, karena sore hari sering kali datang hujan yang membasahi lahan. Jadi, saat kita berkunjung ke Kedai Kopi Gunung di lereng Bromo ini pagi hari, kita dapat ikut memanen aneka sayuran seperti pucuk daun manisa, baby manisa, semen (pucuk daun kol) dan sayuran lain yang sedang ditanam oleh masyarakat loka. Saya yang membayangkan saja merasa senang, apalagi kalau saya betul-betul dapat memanen langsung, kemudian dibawa ke dapur Kedai untuk dimasak, pasti istimewa.
Teman-teman, hasil jepretan kamera tidak akan lebih indah dari hasil jepretan mata kita. Namun, tanpa dokumen jepretan kamera, saya tidak dapat mengingat momen yang telah saya lewati bersama keluarga dan sahabat semua. Alangkah indah ciptaan Allah, mari kita bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah.
Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
🦋Izzuki Muhashonah, Pembelajar asal Kab. Lamongan


Kapan ya, dapat sampai ke sini. Ingin datang bu ❤️
monggo monggo Bunda, Probolinggo terbuka lebar kagem Bunda, hahahha
saya pun kangen ke NTT lagi ini. Indah sekali
Yaa…melipir ke Bromo. Bukan melipir bu dokter. Sengaja hehehe…
hahaha, awalnya tidak direncanakan tepatnya Bunda, akhirnya menyenangkan sekali
Matur nuwun
Wah asyik banget perjalanan liburan Mbak Izzuki dan Mas Yusuf. Membaca tulisan Mbak Izzuki yang runtun dan enak di baca. Saya seperti ikut merasakan sedang bersama Mbak Izzuki, Mas Yusuf, dan keluarga. Membayangkan indahnya lereng gunung bromo seluas mata memandang nan hijau, sejuk, seakan ingin berlama-lama berada di alam sekitar pegunungan bromo. Moment yang tidak terlupakan, menjadi kenangan bersejarah liburan bersama keluarga. Tulisan yang penuh inspirasi dari pengalaman Mbak Izzuki berlibur membuat kita yang membaca dan menyimak dokumen foto, serta video, hem ikut merasakan bahagia. Terima kasih Mbak Izzuki, telah mengingatkan kita semua sang pembaca untuk selalu semangat bersyukur atas karunia nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Aamiin.
ayooo kapan Bunda bermain ke Bromo, hihihi, jauh ya Bunda
barokallah
Terima kasih Bunda Umi dear
Masya Allah, pemandangan yang sangat menyenangkan ya bu dokter.. dokumentasinya komplit, bisa langsung di link kan ke youtube juga.. mantap bu dokter. perjalanan menyenangkan bersama Pak Sapto dan Mas Yusuf..
Alhamdulillah, terima kasih sudah mampir Mbak Indah, ditunggu di Lereng Bromo ya
hihihi
Masya Allah, momen indah bersama keluarga dikemas dengan apik menjadi sebuah kenangan yang takkan terlupakan
Selamat berbahagia bersama keluarga Bu dokter.
Siap, terima kasih Bunda SiRo, menunggu tulisan Bunda di Web ini ya
Barokallah